Selasa, 25 Desember 2012

7 Cara Hidup Sehat di Usia Senja


Photo: 7 CARA HIDUP SEHAT DI USIA SENJA

MESKIPUN usia telah lanjut, tidak menjadi alasan untuk membebaskan diri dari kegiatan olah fisik. Usia senja bukan menjadi saat di mana Anda harus berdiam diri bermalas-malasan. Nah, informasi berikut ini merupakan beberapa cara agar tubuh tetap bugar meski usia tak lagi muda.

1. Menjaga pola makan merupakan bentuk investasi kesehatan di masa depan. Jalani diet kaya protein, termasuk makanan seperti sayuran hijau, daging merah, gandum utuh, dan buah-buahan.

2. Siapa bilang olahraga hanya diharuskan bagi mereka yang masih menginjak usia muda, berolahraga juga dianjurkan untuk mereka yang telah menginjak usia senja. Olahraga akan memaksimalkan proses metabolisme dalam tubuh. Pilihlah jenis olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti bersepeda, yoga, dan bentuk peregangan lainnya.

3. Tetaplah mengasah otak dengan berbagai kegiatan. Meskipun Anda sudah tidak lagi bekerja, sebaiknya jagalah otak agar terus memainkan perannya. Lakukan sesuatu yang membuat otak tetap berpikir secara aktif.

4. Meskipun duduk bersantai merupakan saat yang menyenangkan, Anda tetap berkewajiban untuk menjaga postur tubuh tetap baik. Duduk yang asal-asalan hanya akan membuat Anda lebih mudah terserang nyeri punggung.

5. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kesehatan gigi memiliki pengaruh terhadap penyakit jantung. Untuk itu, tetaplah memelihara kesehatan gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari.

6. Merokok dan mengonsumsi alkohoil akan membuat kadar kolagen berkurang dalam kulit, sehingga membuat wajah perokok terlihat kering dan kusam. Untuk itu, sebisa mungkin kurangi atau berhentilah merokok.

7. Setelah seharian beraktivitas, cukupi waktu tidur. Tidur sangat dibutuhkan tubuh untuk mengeluarkan hormon pertumbuhan pengganti sel-sel yang rusak. (Healthmeup, Livestrong/*/OL-06)
Sumber: mediaindonesia.com
MESKIPUN usia telah lanjut, tidak menjadi alasan untuk membebaskan diri dari kegiatan olah fisik. Usia senja bukan menjadi saat di mana Anda harus berdiam diri bermalas-malasan. Nah, informasi berikut ini m

erupakan beberapa cara agar tubuh tetap bugar meski usia tak lagi muda.

1. Menjaga pola makan merupakan bentuk investasi kesehatan di masa depan. Jalani diet kaya protein, termasuk makanan seperti sayuran hijau, daging merah, gandum utuh, dan buah-buahan.

2. Siapa bilang olahraga hanya diharuskan bagi mereka yang masih menginjak usia muda, berolahraga juga dianjurkan untuk mereka yang telah menginjak usia senja. Olahraga akan memaksimalkan proses metabolisme dalam tubuh. Pilihlah jenis olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti bersepeda, yoga, dan bentuk peregangan lainnya.

3. Tetaplah mengasah otak dengan berbagai kegiatan. Meskipun Anda sudah tidak lagi bekerja, sebaiknya jagalah otak agar terus memainkan perannya. Lakukan sesuatu yang membuat otak tetap berpikir secara aktif.

4. Meskipun duduk bersantai merupakan saat yang menyenangkan, Anda tetap berkewajiban untuk menjaga postur tubuh tetap baik. Duduk yang asal-asalan hanya akan membuat Anda lebih mudah terserang nyeri punggung.

5. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kesehatan gigi memiliki pengaruh terhadap penyakit jantung. Untuk itu, tetaplah memelihara kesehatan gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari.

6. Merokok dan mengonsumsi alkohoil akan membuat kadar kolagen berkurang dalam kulit, sehingga membuat wajah perokok terlihat kering dan kusam. Untuk itu, sebisa mungkin kurangi atau berhentilah merokok.

7. Setelah seharian beraktivitas, cukupi waktu tidur. Tidur sangat dibutuhkan tubuh untuk mengeluarkan hormon pertumbuhan pengganti sel-sel yang rusak. (Healthmeup, Livestrong/*/OL-06)
Sumber: mediaindonesia.com

Sabtu, 15 Desember 2012

11 Penyakit Akibat Kelamaan Nonton TV


KOMPAS.com - Sebagian besar masyarakat menghabiskan waktunya dengan menonton televisi di rumah apabila tidak ada kesibukan. Ada yang beranggapan, menghabiskan waktu dengan menonton televisi membuat hidup menjadi lebih berkualitas.

Banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh dari menonton televisi. Tetapi pada kenyataannya, terlalu lama menonton layar kaca justru dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental Anda.

Berikut ini adalah sejumlah penyakit yang mungkin bisa menimpa Anda jika terlalu lama menghabiskan waktu di depan televisi :

1. Risiko sakit jantung

Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dengan melibatkan 8.800 laki-laki dan perempuan di Australia (usia 25 yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa setiap satu jam menonton TV dapat meningkat risiko kematian akibat serangan jantung sebesar 18 % dan risiko kematian akibat kanker sebesar 9 %. Ini berarti bahwa orang yang menonton TV lebih dari empat jam memiliki 80 % peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler selama periode waktu 6 tahun dibandingkan orang yang menonton kurang dari 2 jam setiap harinya.

2. Gangguan tidur

Terlalu sering menonton TV dapat mengurangi kadar hormon melatonin di otak yang dapat mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terjaga lebih lama, tidur tidak teratur dan lelah. Berkurangnya level melatonin juga kerap dikaitkan dengan pubertas dini pada anak perempuan.

3. Diabetes

Sebuah studi pada perempuan yang diterbitkan Journal of American Medical Association tahun 2003 menunjukkan, risiko diabetes meningkat sebesar 14 % pada mereka yang menonton TV selama 2 dalam sehari. Penelitian lain juga menemukan bahwa pria yang menonton TV lebih dari 40 jam seminggu, 3 kali lebih berisiko menderita diabetes tipe 2 daripada pria yang menonton TV kurang dari 1 jam setiap minggunya.

4. Obesitas

Menonton televisi terlampau sering membuat otot Anda tidak bergerak. Jika otot-otot Anda tidak aktif dalam jangka waktu yang sangat lama, dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan kenaikan berat badan.

5. Attention Deficit Disorder (ADD)

ADD adalah gangguan pemusatan perhatian/konsentrasi dan sifat impulsif yang tidak sesuai pada umur anak, bahkan beberapa anak dapat menunjukkan sifat hiperaktif. Penelitian di University of Washington Child Health Institute menemukan bahwa pada anak usia 3 (tiga) tahun yang menonton TV dua jam per hari, 20% berisiko memiliki masalah gangguan perhatian pada usia 7 tahun dibandingkan anak-anak tidak menonton televisi.

6. Peningkatan risiko asma

Di Inggris, sebuah penelitian mempelajari kebiasaan menonton TV lebih dari 3.000 anak-anak mulai usia bayi sampai 11 tahun. Hasil penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang menghabiskan 2 jam atau lebih menonton televisi per hari, dua kali lebih berisiko menderita asma.

7. Mindless eating

Banyak orang tidak sadar, bahwa ketika menonton televisi Anda memiliki kesempatan lebih banyak makan dibandingkan saat melakukan kegiatan lain.

8. Memberi efek negatif pada mental

Menonton TV untuk jangka waktu lama memiliki efek negatif pada perkembangan intelektual anak. American Academy of Pediatrics melarang anak-anak dibawah 2 tahun untuk menonton TV dan merekomendasikan pada anak usia diatas 2 tahun untuk tidak menonton TV lebih dari dua jam sehari.

9. Sakit mata

Menonton televisi terlalu banyak buruk bagi mata Anda, terutama ketika menonton televisi di ruangan gelap. Memfokuskan mata Anda terlalu lama pada salah satu objek dapat membuat mata Anda tegang.

10. Perilaku agresif

Anak-anak kecil lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku agresif setelah melihat acara TV atau film kekerasan. Sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 3.000 anak usia 3 tahun menemukan bahwa anak-anak yang terlalu sering menonton TV, secara langsung atau pun tidak, akan berisiko untuk memamerkan perilaku agresif.

11. Kurang sosialisasi

Terlalu sering menonton televisi dapat mengurangi interaksi sosial Anda dengan teman dan keluarga. Hal ini dapat menyebabkan berbagai fobia sosial.

Selasa, 04 Desember 2012

Terlalu banyak duduk tak baik untuk Kesehatan




KOMPAS.com — Duduk dalam jangka waktu panjang bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan kematian seperti terungkap dalam sebuah kajian ilmiah.

Para ilmuwan di Universitas Leicester dan Universitas Loughborough, Inggris, mengatakan risiko tetap tinggi biarpun orang mengimbangi dengan olahraga.

Laporan itu, yang diterbitkan di jurnal kesehatan Diabetologia, menganalisis 18 penelitian yang melibatkan hampir 800.000 orang.

Menurut kajian yang dilakukan, peluang untuk perilaku sedentary atau duduk tanpa melakukan kegiatan fisik—seperti menonton TV, duduk di dalam mobil, atau menggunakan komputer—merupakan hal yang sulit untuk dihindari pada masa ini.

Memang banyak orang yang kemudian berolahraga di pusat-pusat kebugaran jasmani untuk mengimbanginya.

Tim peneliti yang dipimpim Dr Emma Wilmot dari Universitas Leicester mengatakan olahraga di pusat kebugaran dan kolam renang setelah bekerja memang lebih baik daripada duduk kembali di sofa. Bagaimanapun, tambahnya, tetap saja duduk dalam waktu panjang berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Tidak ada batasan tegas

Lembaga pegiat penyakit kencing manis, Diabetes UK, menegaskan setiap orang yang duduk dalam waktu lama jelas akan mendapat keuntungan jika lebih banyak bergerak.

Bagaimanapun para peneliti tidak bisa secara pasti memberikan batas waktu yang tegas tentang berapa lama perilaku duduk yang berdampak buruk buat manusia.

Penelitian yang dikaji menggunakan berbagai ukuran, antara lain mulai duduk sekitar 14 jam seminggu karena menonton TV, duduk kurang dari tiga jam sehari, ataupun duduk lebih dari delapan jam sehari.

Yang jelas, mereka yang duduk lebih lama memikiki risiko lebih tinggi untuk kencing manis, penyakit jantung, dan kematian dibandingkan dengan mereka yang duduk lebih sedikit.

Seorang peneliti dari Universitas Loughborough, Profesor Stuart Biddle, mengatakan, walau banyak kegiatan di zaman modern yang tampaknya dilakukan dalam posisi duduk, jelas bisa dikurangi.

"Kita bisa rapat sambil berdiri, berjalan ketika istirahat makan siang, atau mengurangi nonton TV pada malam hari untuk mengurangi durasi duduk," tuturnya.

Bagaimanapun dia mengatakan, pergi ke tempat kebugaran tetap lebih baik dibandingkan dengan langsung duduk menonton TV selepas kantor.

Kita bisa rapat sambil berdiri, berjalan ketika istirahat makan siang, atau mengurangi nonton TV pada malam hari untuk mengurangi durasi duduk
-- Profesor Stuard Biddle