Nutrisi merupakan bagian yang penting pada pelaksanaan terapi kanker,
baik pada pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi,
pada keadaan remisi maupun untuk mencegah kekambuhan. Status nutrisi
pada pasien kanker diketahui berhubungan dengan prognosis dan kualitas
hidup. Kurang lebih 20-50% pasien kanker mengalami penurunan status
nutrisi sebelum menjalani terapi.
Pasien kanker mempunyai resiko yang
tinggi mengalami malnutrisi yang dikenal sebagai kaheksia. Kaheksia
kanker merupakan masalah klinik yang paling sering dijumpai terutama
pada pasien kanker stadium lanjut dan memberi dampak negative terhadap
prognosis. Malnutrisi pada pasien kanker bukan hanya disebabkan
penurunan asupan makanan saja tetapi juga karena tidak adanya respon
adaptasi terhadap starvasi seperti pada orang normal sehingga terjadi
perubahan metabolisme.
Malnutrisi pada pasien kanker juga
merupakan faktor yang berpengaruh pada keberhasilan terapi medic
termasuk radiasi dan kemoterapi. Selain mempengaruhi hasil pengobatan,
malnutrisi malnutrisi atau kakesia tidak jarang menyebabkan kematian.
Asupan nutrisi yang adekuat pada pasien kanker sulit dicapai oleh karena
itu terapi nutrisi yang adekuat baik jumlah, komposisi maupun cara
pemberian yang tepat harus dimulai sejak dini.
MALNUTRISI PADA PASIEN KANKER
Malnutrisi pada pasien kanker atau
kakhesia kanker merupakan sindrom yang ditandai dengan penurunan BB,
anoreksia, asthenia dan anemia. Berbagai factor penyebab malnutrisi
kanker yang dikenal sebagai kakheksia telah lama dilaporkan, namun belum
dapat dipastikan dan diduga penyebabnya multifaktoral,
Anoreksia
Anoreksia merupakan penyebab utama
terjadinya kakhesia pada kanker. Penyebab dan mekanisme anoreksia pada
pasien kanker sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Produk
metabolit kanker dapat menyebabkan anoreksia. Metabolit kanker juga
dapat menyebabkan perubahan rasa kecap dan hidu. Perubahan rasa kecap
ini menyebabkan pasien tidak suka/menolak makanan tertentu. Stress
psikologis yang terjadi pada pasien memegang peranan pening dalam
terjadinya anoreksia. Selain itu pemberian radiasi, kemoterapi sebagai
antikanker juga dapat menimbulkan anoreksia.
Perubahan Metabolisme
Metabolisme energy berkaitan erat
dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Pada pasien kanker,
metabolisme zat tersebut mengalami perubahan dan berpengaruh pada
terjadinya penurunan BB. Hipermetabolisme sering terjadi pada pasien
kanker. Peningkatan metabolisme ini sampai 50%, lebih tinggi dibanding
pasien bukan kanker. Tetapi peningkatan metabolisme tersebut tidak
terjadi pada semua pasien kanker. Beberapa penelitian melaporkan
peningkatan metabolisme ini berhubungan dengan penurunan status gizi dan
jenis serta besar tumor. Peningkatan metanolisme pada kanker
kemungkinan akibat tubuh tidak mampu beradaptasi dengan asupan makan
yang rendah. Pada orang normal kecepatan metabolisme menurun selama
starvasi sebagai proses adaptasi tetapi pada pasien kanker proses
tersebut tidak terjadi.
Sitokin
Beberapa sitokin diketahui mempunyai
peran dalam terjadinya kakhesia pada kanker. Sitokin merupakan
polipeptida yang diproduksi limfosit dan makrofag sebagai respon imun
endogen terhadap tumor. Beberapa sitokin yang berperan antara lain IL-1,
IL-2, TNF dan interferon gama. Sitokin dapat mempengaruhi status
nutrisi dan metabolisme pasien kanker dengan menyebabkan penurunan nafsu
makan, stimulasi laju metabolisme basal, stimulasi ambilan glukosa,
mobilisasi lemak serta cadangan protein.
TERAPI NUTRISI
Tujuan Terapi Nutrisi
- Mempertahankan atau memperbaiki status gizi
- Mengurangi gejala sindrom kakhesia
- Mencegah komplikasi lebih lanjut berupa depresi sistem imun, infeksi atau sepsis sebagai akibat malnutrisi
- Memenuhi kecukupan mikronutrien
Penilaian Status Nutrisi
Penilaian status nutrisi pada pasien
kanker perlu dilakukan selain untuk mengetahui status pasien juga agar
intervensi nutrisi dapat diberikan dengan adekuat. Penilaian status
nutrisi ditentukan dengan melakukan anamnesa mengenai riwayat nutrisi,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Riwayat nutrisi yang perlu diketahui
meliputi nafsu makan, asupan makan, perubahan pola makan serta perubahan
BB. Pemeriksaan fisik dan antropometri dilakukan keseluruhan meliputi
BB, TB, tebal lemak subkutis, wasting jaringan, edema atau asites.
Pemeriksaan laboratorium meliputi status protein yaitu albumin,
transferrin, imbang nitrogen 24 jam, dan pemeriksaan sistem imun yaitu
hitung limfosit total, fungsi hati dan ginjal, kadar elektrolit dan
mineral serum.
CARA PEMBERIAN NUTRISI
Nutrisi Oral
Bila memungkinkan nutrisi secara oral
merupakan pilihan utama untuk dukungan nutrisi. Namun pada pasien kanker
yang mengalami anoreksia, mual, perubahan rasa kecap, dan disfagia,
pemberian makanan peroral dapat menjadi masalah dan perlu perhatian
khusus. Sebagian besar pasien dapat mentoleransi makanan dengan porsi
kecil dan sering. Untuk dapat meningkatkan asupan makanan pasien
dianjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman berkalori tinggi.
Nutrisi Enteral
Bila asupan nutrisi melalui oral tidak
dapat adekuat, maka pemberian nutrisi dilakukan dengan cara lain. Pasien
kanker dengan fungsi saluran cerna yang masih baik, pemberian nutrisi
dapat dilakukan melalui enteral. Pemilihan formula yang digunakan sama
dengan penggunaan pada pasien bukan kanker dengan mempertimbangkan
fungsi dan kapasitas saluran cerna, penyakit yang mendasari serta status metabolisme.
Nutrisi Parenteral
Pemberian nutrisi parenteral pada
pasien kanker memberikan resiko namun pada keadaan tertentu cara
pemberian nutrisi ini perlu dipertimbangkan. Nutrisi parenteral
dipertimbangkan bila fungsi saluran cerna tidak dapat digunakan atau
jika terapi nutrisi enteral tidak dapat mencapai nutrisi yang adekuat.
Salam Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar